Widget HTML #1

Daging Ayam Hasil Lab Sudah Bisa Di Nikmati


Seiring perkembangan zaman dan dengan kemajuan teknologi sekarang puluhan industeri tengah mengembangkan daging ayam, daging sapi serta babi hasil dari rekayasa laboratorium, dengan tujuan untuk mengurangi dampak dari industeri peternakan terhadap krisis iklim serta alam, juga menyediakan daging yang lebih bersih, bebas obat-obatan, serta bebas kekejaman.

Setiap hari sekarang ada sekitar 130 juta ayam serta 4 juta babi disembelih untuk diambil dagingnya.

Upaya untuk merekayasa daging dari sel hewan ini diawali oleh profesor. Mark Post, seorang akademisi dari Maastricht University, Belanda  yang dapat meningkatkan daging burger pada tahun 2013. Kemudian daging hasil rekayasa dilaboratorium tersebut dikembangkan oleh para ilmuwan untuk mengurangi dampak dari industeri peternakan terhadap lingkungan.

Saat ini daging ayam sudah dapat dikembangkan bukan lagi dikandang seperti biasanya, akan tetapi seperti beternak ayam dalam laboratorium, diadalam laboratorium tersebut dapat membesarkan ayam tanpa tulang, tanpa kepala, tidak ada ceker, tidak berkulit serta ayam tidak berbulu.

Daging ayam buatan tersebut dibudidayakan dilaboratorium oleh Eat Just dengan metode menanam sel-sel dalam bioreaktor berkapasitas 1.200 liter serta setelah itu dikombinasikan dengan bahan-bahan nabati unutk memberikan suplai nutrisi pada calon daging di sebuah media tanam sampai tumbuh sel-sel baru yang yang terus membesar menjadi menjadi daging ayam yang tidak bertulang , berkepala dan lain-lain. Untuk mendapatkan sel hewan tidak harus memotong ayam sebab dapat diambil dari biopsi hewan hidup

Media pertumbuhan untuk produksi termasuk serum janin sapi yang diambil dari darah janin, namun sebagian besar dikeluarkan sesata sebelum dikonsumsi, serum nabati akan digunakan lagi pada produksi berikutnya

Daging hasil dari rekayasa laboratorium ini dapat lebih bersih dari daging biasa , karena terhindar dari bakteri yang bisa jadi berasal dari kotoran hewan, serta obat-obatan semacam antibiotik yang seringkali digunakan pada hewan ternak.

Didalam laboratorium  sel-sel tersebut berkembang dalam keadaan steril, hanya membutuhkan waktu sekitar 14 hari untuk satu sel ayam berkembang menjadi daging seberat seekor ayam, tidak membutuhkan waktu yang lama hingga butuh waktu 45 hari unutk membesarkan satu ekor ayam peliharaan dalam kandang serta tidak perlu repot-repot seperti memelihara ayam biasanya didalam kandang

Singapura Food Agency selaku pengawas peredaran produk makanan di Singapura sudah menyetujui penjualan daging ayam yang dibuat di bioreaktor oleh Eat Just perusahaan asal Amerika Serikat. 

Daging ayam hasil dari laboratorium tersebut baru dujual di satu restoran saja yaitu Klub 1880 lantai 3, di jalan Nanson Nomor 1 Singapura. Tentu saja daging ayam disana sudah dalam bentuk makanan siap konsumsi yang bentuk menunya chicken nugget.

Eat Just telah berpengalaman dalam menjual produk non-hewani kepada konsumen, seperti telur nabati serta mayones vegan . Perusahaan lainnya juga seperti Supermeat.com di Israel baru saja memulai mencicipi santapan publik gratis yang melibatkan ayam budidaya renyah, perusahaan lain termasuk Memphis Meats, Mosa Meat serta Aleph Farm bisa jadi sukses dimasa mendatang , mereka mengerjakan produk bertekstur seperti steak serta mampu menghasilkan daging yang ditanam di laboratorium dalam jumlah yang signifikan sejak awal

Inovasi ini tentu saja harus berhadapan dengan pasar daging konvensional yang jauh lebih murah serta gampang didapatkan dipasaran. Akan tetapi dengan seiring peningkatan jumlah produksi maka harga daging hasil rekayasa laboratorium ini bisa jadi jauh lebih murah