Ada apa dalam secangkir kopi ?
Beberapa alumni bertandang kerumah seorang guru mereka , dalam obrolan mereka menceritakan kisah sukses masing-masing, ada yang kerja di BUMN, ada yang menjadi direktur Bank, ada yang menjadi pengusaha sukses, menjadi dokter , ada yang menjadi arsitek, pengacara, ada yang menjadi konsultan dan lain - lain.
Sang Guru terseut hanya mendengarkan mereka yang membicarakan kesuksesannya masing - masing, guru tersebut segera beranjak kedapur untuk mengambil seteko air kopi panas dan beberapa cangkir yang berbeda-beda . Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal kaca ,melamin dan plastik.
“ Sudah – sudah.. Ngobrolnya berhenti dulu. Ini bapak sudah siapkan kopi buat kalian,” seru sang guru memecah keasyikan obrolan mereka.
Hampir serempak mereka kemudian berebut cangkir terbaik yang bisa mereka dapat.Akhirnya dimeja yang tersisa satu buah cangkir plastik yang paling jelek.
Lantas setelah semua mendapatkan cangkirnya, sang guru mulai menuangi cangkir itu dengan kopi panas dari teko yang telah disiapkannya.
“Mari silahkan diminum” ajak sang guru, yang kemudian ikut mengisi kopi dan meminumnya dari cangkir terakhir yang paling jelek.
“Nah, kopinya enak ya? Tapi apa kalian tadi memperhatikan, kalian hampir saja berebut untuk memimlih cangkir yang paling bagus hingga menyisakan satu cangkir yang paling jelek ini ?” tanya sang guru.
“ Perhatikan, bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini tersisa cangkir yang murah dan tidak menarik. Memilih hal terbaik adalah wajar dan manusiawi, namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus perasaan kalian mulai terganggu. secara otomatis kalian melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mualai membandingkannya. Pikiran kalian fokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya. Hidup kita seperti kopi dalam analogi diatas, sedangkan cangkirnya adalah sarana,pekerjaan, jabatan, atau harta benda yang kita miliki.”
Semua tertegun, mendengar penjelasan tadi .menyentak kesadaran mereka .
“Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Kopi bukanlah yang utama tapi kualitas kopi itulah yang terpenting.jangan berpikir bahwa kekayaan yang melimpah, sarana yang mewah, karir yang bagus dan pekerjaan yang mapan merupakan jaminan kebahagiaan hidup dan kenikmatan dalam beribadah , itu konsep yang sangat keliru.
Kualitas hidup dan ibadah kita ditentukan oleh “ apa yang ada didalam” bukan apa yang kelihatan dari luar”.
Status pangkat , kedudukan, jabatan, kekayaan, kesuksesan, popularitas adalah sebuah predikat yang disandang, tidak salah jika kita mengejarnya, tak salah pula jika kita ingin memilikinya.Namun semua itu hanya sarana. Sarana hanya bermanfaat apabila bisa mengantarkan kita pada tujuan.
Apa gunanya mamiliki sarana namun tidak pernah merasakan kadamaian, ketentraman, ketenangan, dan kebahagiaan sejati didalam kehidupan kita.? Itu sangat menyedihkan karena hal itu sama seperti menikmati kopi kualitas buruk yang disajikan disebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal...
“kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya...”
Selamat Menikmati Secangkir Kopi Kehidupan...